LASEM, REMBANGCYBER.NET – Klenteng Cu An Kiong di Lasem kembali menggelar Kirab Budaya dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-600 Yang Mulia (YM) Makco Thian Siang Sing Bo pada Ahad, 20 April 2025.
Perayaan ini menjadi momen bersejarah karena merupakan yang pertama kali digelar kembali setelah vakum selama 13 tahun sejak terakhir kali dilaksanakan pada 2012.
Acara kirab dibuka langsung oleh Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo didampingi Bupati Rembang Harno dan Wakil Bupati M Hanies Cholil Barto’ atau Gus Hanies. Giring juga meresmikan Monumen Perjuangan Perang Kuning sebagai bagian dari dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan sejarah lokal.
“Lasem adalah contoh nyata kota multikultural yang tetap harmonis karena masyarakatnya menjunjung tinggi toleransi. Perayaan ini adalah bentuk nyata keberagaman dan kekuatan budaya Indonesia,” kata Giring.
Perayaan HUT Makco Thian Siang Sing Bo mengikuti penanggalan kalender lunar Tionghoa dan jatuh setiap tanggal 23 bulan ketiga dalam kalender tersebut. Tahun ini, rangkaian kegiatan digelar sejak 18 hingga 20 April 2025.
Kirab Budaya menjadi puncak acara melibatkan arak-arakan 70 patung dewa (Kim Sin) dari berbagai klenteng di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, hingga Sumatera. Prosesi diawali dengan sembahyang bersama dan penyerahan Kim Sin dari luar kota sebelum diarak keliling kota Lasem.
Selain kirab, acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai dan liong samsi, menarik ribuan masyarakat untuk turut menyaksikan dan meramaikan perayaan.
Sementara itu, Wakil Bupati Rembang Gus Hanies menyampaikan bahwa perayaan ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga mendorong sektor ekonomi kreatif dan pariwisata lokal.
“Dengan event budaya sebesar ini, multiplier effect-nya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Ini menjadi peluang besar bagi Rembang untuk menekan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi di Jawa Tengah,” ujarnya.
Perayaan ini menegaskan kembali posisi Lasem sebagai kota bersejarah dan simbol harmonisasi budaya Tionghoa, Jawa, dan Islam yang terjalin erat selama berabad-abad. ABA