Rembangcyber.net, Bulu – Dwi Ani Retno Wulan (24), pemegang sabuk juara di kelas Woman Strawweight One Pride MMA, mendapat sambutan hangat dari warga setempat saat pulang ke rumahnya di Desa Ngulaan Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Rabu (14/9/2022).
Dwi didampingi pelatih dan manajemennya dari Han Academy Solo. Begitu sampai rumah, Dwi langsung mengalungkan sabuk juara yang diperoleh, kepada ibundanya, Sumiati.
Dwi Ani terlihat menangis. Ia terharu, karena disambut oleh keluarga dan warga sekitar. Seketika ia teringat dengan almarhum bapaknya.
“Perasaan saya sangat senang, bahagia, ya sedih, campur-campur. Terima kasih buat keluarga dan semuanya. Alhamdulillah saya bisa pulang dengan membawa kemenangan,” ucapnya.
Sang ibu, Sumiati mengisahkan tiap kali Dwi Ani Retno Wulan bertanding, dirinya sengaja tidak menonton tayangan TV dan memilih masuk kamar. Ia merasa tidak tega, Dwi yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara, bertarung dengan lawannya.
“Pasti saya nangis. Saya tidak mau nonton TV, nggak tega. Rasanya gimana gitu. Lha wong namanya anak ya,” ucapnya.
Meski demikian, Sumiati mengaku bangga dan mendoakan anaknya mampu meraih hasil terbaik.
“Hanya bisa mendoakan, semoga cita-citanya terwujud dan sukses,” imbuhnya sambil mengusap air mata.
Dalam kesempatan itu, Dwi Ani juga disambut mantan guru olahraganya, Suwito yang dulu pernah mengajar di SD N Ngulaan Kecamatan Bulu.
Suwito merupakan guru pertama Dwi Ani di bidang olahraga.
Suwito mengaku bakat Dwi Ani sudah terlihat sejak kelas 4 Sekolah Dasar. kala itu, ia membekali Dwi dengan olahraga atletik, karena atletik ibarat induknya olahraga.
“Atletik basicnya olahraga. Mau sepakbola, voli, beladiri itu berawal dari atletik,” ucapnya.
Suwito yang tinggal di Rembang kebetulan bertetangga dengan Rita Wulansari, yang kala itu melatih tinju.
Ia kemudian menyarankan kepada Dwi Ani untuk bergabung dengan Rita Wulansari, supaya lebih terarah.
Hingga akhirnya Dwi Ani menjadi atlet cabang olahraga Muaythai Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah tahun 2018 dan meraih medali emas.
“Dwi Ani masih kelas 2 SMA waktu itu, kemudian dilatih sama Rita. Jam tandingnya bertambah di Jawa Tengah. Dari amatir, hingga Dwi keluar Rembang, untuk memilih jalur profesional di Han Academy Solo. Saya meski sudah pensiun, namun Dwi masih sering komunikasi. Utamanya saat mau tanding, “ kata Suwito yang sebelum pensiun menjabat Kepala SD N Lambangan Wetan Kecamatan Bulu ini.
Suwito berpesan kepada Dwi Ani Retno Wulan, untuk tetap menjaga kondisi dan jangan langsung berpuas diri. Apalagi mempertahankan gelar sabuk juara akan lebih berat, ketimbang saat meraih.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Muaythai Kabupaten Rembang, Musyafa Musa mengaku hadir menyambut Dwi Ani bersama sejumlah atlet Muaythai. Ia berharap akan ada Dwi Ani-Dwi Ani berikutnya dari Kabupaten Rembang pada masa mendatang.
“Kisah Dwi yang berjuang dari bawah sampai merebut sabuk juara nasional adalah potret perjalanan hidup, harus selalu diwarnai dengan perjuangan, kerja keras. Semua butuh proses dan tidak langsung dengan mudah diraih begitu saja, “ bebernya. Red