Petani tebu tengah panen |
REMBANG, RC – Petani tebu di Rembang resah menyusul anjloknya harga lelang gula di pabrik dari Rp11.000 menjadi Rp9.800 per kilogram.
Seorang petani tebu asal Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang, Maryono mengatakan penurunan harga lelang gula di pabrik sangat berdampak terhadap harga jual tebu di tingkat petani.
“Ini sangat merugikan petani karena tengkulak tak berani beli mahal lantaran khawatir rugi. Kalau sebelumnya harga jual di tingkat petani di kisaran Rp280 hingga Rp320 per kilogram, sekarang turun di kisaran Rp240 hingga Rp280 per kilogram. Itu sangat bergantung pada kondisi tebu dan jarak lahan dengan akses jalan,” terang Maryono, Senin (20/4).
Penurunan harga lelang gula diharapkan tidak berlangsung lama agar harga jual tebu petani kembali naik.
Petani tebu di Rembang saat ini terancam kerugian besar lantaran cuaca panas yang ekstrim.
Menurut Maryono, cuaca yang sangat panas akan berdampak pada bobot tebu.
“Karena panas yang sangat terik, tebu yang sudah tua akan menjadi layu dan kering. Jika sudah begitu, rendemen yang sudah memuncak, bisa turun. Bobot tebu bisa turun kira-kira 25 persen dari normalnya,” tandasnya.
Selama ini, tebu dari petani Rembang masuk ke sejumlah pabrik gula, seperti Blora, Rendeng-Kudus, Pakis dan Trangkil-Pati, serta Jombang. Selain masuk ke pabrik gula, tebu rakyat daerah ini juga masuk ke industri gula merah. (AM)