Anggota Banser tanggap Bencana (Bagana) saat pelatihan. (Rom/Rembangcyber) |
REMBANGCYBER.net, REMBANG – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang meminta kepada pihak pemerintah kabupaten setempat untuk memeriksa kelayakan fungsi alat deteksi dini bencana longsor.
Early warning system (EWS) bencana longsor perlu dicek menyusul tingkat curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir di daerah ini.
Alat deteksi dini tanah longsor antara lain terpasang di Dusun Manggarsuwung Desa Bendo Kecamatan Sluke. Alat itu merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pendeteksi tanah longsor akan mengeluarkan bunyi layaknya sirine, apabila terdapat rekahan tanah yang kian melebar pada titik tempat dipasangnya alat tersebut, sehingga berfungsi sebagai prncegahan bencana.
“Kami berharap kepada Pemkab Rembang melalui BPBD agar alat deteksi dini atau EWS tanah longsor ini kembali dicek fungsinya. Jangan sampai pendeteksi ini diketahui tidak berfungsi ketika terjadi bencana longsor,” ujar Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Rembang Muhammad Nadhif Shidqi.
Tidak hanya memeriksa kembali kelayakan fungsi, Pemkab juga diharapkan menambah jumlah alat deteksi dini bencana longsor guna ditempatkan di daerah yang rawan.
Gerakan Pemuda Ansor melalui Satkorcab Banser telah memetakan daerah rawan bencana longsor yakni di Kecamatan Sedan, Sale, Gunem, Kragan, Lasem, dan Pancur.
“Di kecamatan-kecamatan tersebut, cukup banyak permukiman penduduk pada bukit yang tingkat kemiringannya mengkhawatirkan. Diperparah lagi, ada sejumlah batu berukuran raksasa, yang sewaktu-waktu bisa meluncur ke bawah, jika curah hujan terus meningkat,” tandasnya.
Gus Nadhif– sapaan akrab Muhammad Nadhif Shidqi mengapresiasi pihak BPBD yang telah memberikan sosialisasi daerah rawan bencana. Namun pihaknya menilai sosialisasi tersebut belum sepenuhnya tepat sasaran karena tidak banyak melibatkan masyarakat potensial terdampak. (Rom)