Mbah Moen Wafat, Indonesia Berduka

mbah2bmoen2bsarang-3952773
KH Maemoen Zubair. (Dok iatimewa)

REMBANG, REMBANGCYBER.NET – Indonesia berduka. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen wafat saat menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019).

Kiai karismatik yang akrab disapa Mbah Moen ini merupakan salah satu “paku bumi”. Mbah Moen yang merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) adalah seorang kiai yang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak).

Mbah Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqih. Hal ini, karena Mbah Moen menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqih.

Mbah Moen pernah nyantri ke berbagai pesantren di Jawa. Beliau juga pernah mendalami ilmu agama di tanah Hijaz.

Mbah Maimoen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Mbah Moen merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syekh Saíd al-Yamani serta Syekh Hasan al-Yamani al-Makky.

Mbah Maimoen Zubair belajar agama dari orang tuanya yang alim. Kemudian, ia mondok di Pesantren Lirboyo, Kediri. Ia nyantri kepada Kiai Abdul Karim, Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Saat muda, Mbah Maimoen Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Ketika itu  usianya baru 21 tahun. Mbah Moen mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.

Di Jawa, Mbah Maimoen pernah nyantri kepada Kiai Baidhowi, Kiai Ma’shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain. Mbah Maimoen juga menulis banyak kitab yang menjadi rujukan santri, diantaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.

Pada tahun 1965, Mbah Maimoen mulai mengampu Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning.

Di kancah politik, Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah.

Kiai Maimoen Zubair merupakan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dalam pandangan Mbah Moen, politik merupakan alat kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan, bukan tentang kepentingan sesaat.

Sugeng tindak Mbah Moen. Lahu alfatihah. (Rom)

cek
Exit mobile version