Dorong Terwujudnya Desa Wisata, Pemkab Rembang Studi ke Pujon Malang dan BJBR Probolinggo

pujon2bkidul2bmalang252c2bberita2brembang252c2brembangcyber-4108226
Kades Pujon, Udi Hartoko menerima rombongan Press Tour Humas Setda Rembang. (Rom/Rembangcyber)


REMBANGCYBER, MALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terus berupaya mengembangkan sektor pariwisata untuk meningkatkan perekonomian warga.

Berbagai upaya dilakukan diantaranya melakukan studi komparasi ke desa wisata yang telah mapan.

Pemkab Rembang bersama Persatuan Wartawan Indonesia ((PWI) Rembang  melakukan studi komparasi ke Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dan Bee Jay Bakau Resort (BJBR), Probolinggo, Jawa Timur, Jumat-Sabtu (16-17/11/2018).

Dipilihnya dua lokasi ini, karena kedua tempat wisata tersebut memiliki beberapa  kemiripan  dengan potensi wisata di Rembang dan perkembangan kedua obyek wisata tersebut sangat cepat.

Studi komparasi dipimpin langsung oleh Asisten III Setda Rembang, Noor Effendi didampingi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Setda Rembang, Kukuh Purwasana.

Cafe Sawah, Pujon Kidul Malang. (Rom/Rembangcyber)

Di Pujon, rombongan diterima langsung oleh Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko di Cafe Sawah Pujon yang merupakan ikon desa wisata itu.

Asisten III Setda Rembang, Noor Efendi berharap studi ini bisa mendapatkan banyak ilmu sehingga bisa diterapkan di Kabupaten Rembang.

“Dengan belajar ke Pujon ada beberapa hal yang bisa diterapkan. Persoalan utama adalah menyangkut pengembangan sumber daya manusia dan cara memotivasi pengelola desa wisata,” kata Noor Effendi.

Kabag Humas, Kukuh Purwasana mengatakan cara promosi dan pemasaran yang masif, menjadi kunci untuk menjual sebuah desa wisata. Pemasaran tidak tergantung pada seseorang yang ditugasi sebagai marketing, namun melibatkan semua pihak termasuk pengelola desa wisata, instansi terkait dan wartawan  melalui berbagai media.

Kepada rombongan, Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko mengatakan pengelolaan desa wisata melalui BUMDes yang didirikan pada tahun 2014.

BJBR Probolinggo. (Rom/Rembangcyber)

“Terkait desa wisata memang seluruhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jadi, kita punya 6 unit usaha. Kita berdiri BUMDes kita itu saya SK-kan tahun 2014. Baru eksis jalan 2015.

Pada tahun 2016, awalnya dibangun gardu pandang di lahan milik desa dengan obyek unggulan pemandangan alam pegunungan. Lama kelamaan, pengunjung kian ramai. Setelah itu diperluas, sekarang lahan wisata alamnya sudah mencapai 3 hektare setelah banyak warga yang ikut berinvestasi. Mereka menjual souvenir, jasa persewaan arena permainan hingga kuliner,” imbuhnya.

Udi Hartoko menyebutkan pihaknya memperoleh dana CSR dari Perbankan, untuk membangun Cafe Sawah.

Pada 2017, Cafe Sawah membukukan omset Rp 5,3 Miliar. Hingga pertengahan tahun 2018, BUMDes Pujon Kidul sudah menyumbang pendapatan desa sebesar Rp 681 Juta.

Untuk masuk ke lokasi Cafe Sawah, setiap pengunjung dipungut tarif masuk Rp 8 ribu per orang. Pada hari biasa, pengunjung yang datang rata-rata 700-an orang. Pada hari libur, pengunjung bisa meningkat hingga tiga kali lipat.

Untuk pengelolaan Cafe Sawah, Bumdes setempat telah mempekerjakan 250 orang.

Setelah dari Pujon, studi komparasi berlanjut ke obyek Bee Jay Bakau Resort (BJBR) di Probolinggo. Pemkab Rembang berencana mengembangkan kawasan hutan mangrove di Rembang menjadi kawasan wisata seperti BJBR Probolinggo.
” Di Rembang ada Jembatan Merah di Pasarbanggi, hutan mangrove di Dasun dan Kaliori. Ini akan kita dorong untuk dikembangkan sehingga kedepan bisa lebih baik lagi,” ucap Kabag Humas Setda Rembang, Kukuh Purwasana. (Rom)

cek
Exit mobile version