Tanpa Akses Darurat, Warga Keluhkan Pembangunan Jembatan Sulang-Gunem

20171113_065542-9661290
Pembangunan Jembatan Sulang-Gunem tanpa akses darurat dikeluhkan warga. Foto (Rom/rembangcyber.com)

SULANG, REMBANGCYBER.COM – Sejumlah pengendara sepeda motor dan Warga Desa Sulang Kecamatan Sulang, empat hari terakhir mengeluhkan  pembangunan Jembatan Sulang-Gunem yang berdampak pada terganggunya aktivitas warga. Pasalnya pembangunan jembatan tersebut tidak disertai jembatan darurat untuk akses melintas warga.

Akibatnya, warga harus memutar dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Untuk jalur alternatif terdekat, pemotor harus melewati jembatan kayu di wilayah Dukuh Banyurowo, Desa Sulang yang kondisinya sangat sederhana dengan akses jalan yang licin saat turun hujan karena masih berupa tanah liat. Jembatan kayu ini merupakan swadaya warga yang dibangun seadanya pada Maret 2017.

Akibatnya, beberapa kali terjadi insiden pemotor terjatuh lantaran jalan yang licin.

Warga menyesalkan pihak Dinas Pekerjaan Umum Bidang Jalan dan Jembatan Kabupaten Rembang dan pelaksana kegiatan yang tidak menyediakan jembatan darurat yang bisa dilewati dengan kendaraan roda dua.

Pantauan di lapangan, penutupan total jalur ini sudah dimulai sejak Jumat (10/11/2017) siang. Penutupan jembatan  ini sangat dirasakan dampaknya lantaran merupakan jalur utama ekonomi warga sekaligus akses utama untuk pelajar baik yang berada di sisi barat jembatan maupun timur jembatan.

Untuk diketahui, di timur jembatan terdapat SMA Sulang dan TK Pertiwi Sulang. Sedangkan di sebelah barat jembatan terdapat Madarasah Diniyah Annuroniyah Sulang, SD Neger 2 Sulang dan beberapa sekolah lainya.

Seorang pemotor tengah melintasi jembatan kayu di Dukuh Banyurowo Sulang. Foto (Rom/rembangcyber.com)

Salah seorang warga Sulang, Ngatmin berharap pihak terkait membuatkan jembatan darurat. Pasalnya sejak adanya pembongkaran jembatan, aktivitas warga menjadi terganggu, terutama anak-anak yang mau berangkat sekolah dan mengaji. Disamping itu juga menganggu akses perekonomian warga untuk menjangkau Pasar Sulang.

“Jembatan in merupakan akses utama untuk ekonomi dan ke sekolah. Tapi kok gak ada daruratnya. Untuk jalur alternatif terdekat, jalannya licin baik yang lewat Dukuh Winong Kemadu maupun Dukuh Banyurowo Sulang. Sudah banyak yang jatuh karena kicin. Tapi kok belum ada penanganan,” ucapnya, Senin (13/11/2017).

Ditambahkannya, memang ada jalur alternatif yang lebih baik yakni melintasi Jalan Desa Jatomudo Sulang. Tapi jaraknya cukup jauh mencapai 3 kilometer.

Kepala Desa Sulang, Moch Burhanuddin mengatakan jembatan darurat mutlak diperlukan demi kemudahan akses warga mengingat jembatan ini menjadi akses utama untuk menggerakkan semua sektor kehidupan masyarakat.

“Sangat disayangkan. pembangunan yang seharusnya tetap mempertimbangka kemudahan warga tapi ini malah sebaliknya,” tegasnya.

Terkait masalah ini, Burhan mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, yakni  Forkopimcam, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan Rembang.

Camat Sulang, Slamet Haryanto mengaku sudah menerima keluhan warga. Pihaknya berjanhi segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merespon keluhan itu.

“Sudah koordinasi sengan Pak Kades (Sulang). Besok (Selasa) sudah kita agendakan rapat bersama. Semoga ada solusi terbaik untuk warga,” ucapnya.

Sesuai petunjuk di papan proyek, pembangunan Jembatan sulang-Gunem menelan dana Rp 389.468.000 yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Rembang 2017 yang dikerjakan CV Cakra Bangun Persada. (Rom)

cek
Exit mobile version