REMBANG, rembangcyber.com – Ribuan masyarakat Rembang memadati alun-alun Rembang mengikuti upacara peringatan Hari Jadi Rembang ke-275 yang dimeriahkan dengan pentas budaya berbagai kesenian tradisional, Rabu (27/7) pagi.
Upacara yang digelar cukup nyentrik. Peserta upacara mengenakan pakaian adat Jawa. Selain itu, bahasa yang digunakan juga menggunakan Bahasa Jawa.
Pentas budaya dimeriahkan kekompok marching band, Pathol Sarang, tari orek-orek, pencak silat, barongan, barongsai dan tong-tong klek.
Tak hanya itu, Pemkab Rembang juga menyuguhkan 10.000 porsi lontong tuyuhan untuk warga secara gratis.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengatakan 10.000 porsi lontong tuyuhan memiliki arti bahwa terbentuknya Kabupaten Rembang merupakan jerih payah seluruh masyarakat di Kabupaten Rembang bukan hanya jajaran instansi saja.
“Dengan adanya sajian lontong tuyuhan gratis ini mengandung arti bahwa pembangunan Rembang tidak sendirian tapi melibatkan seluruh komponen masyarakat,” terangnya.
Chafidz menambahkan pihaknya sengaja menampilkan seluruh potensi yang ada di kabupaten Rembang pada pesta rakyat seperti kesenian tari orek-orek, pencak silat, Pathol Sarang, barongan, tong-tong klek, termasuk kuliner yakni lontong tuyuhan.
“Kami berharap, dengan adanya pesta rakyat kali ini, masyarakat bersama-sama bisa melestarikan kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Rembang sehingga tidak punah apalagi direbut oleh wilayah lainnya,” tambahnya.
Warga sangat antusias. Saking antusiasnya beberapa peserta tidak kebagian lontong gratis dari Pemkab.
“Gak kebagian Mas. Sudah habis semua. Ya sudah mungkin gak rejeki ya,” ucap Tofa, salah seorang warga asal Kaliori.
Meski demikian, mereka yang tak kebagian mengaku sangat trrhibur dengan digelarnya pesta rakyat. (AM)